Suara Genz - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Alex Indra Lukman mempertanyakan kemana data 6 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang tidak lagi masuk dalam daftar penerima bantuan pangan beras di tahun 2025.
Legislator asal Sumatera Barat itu mempertanyakan apakah 6 juta KPM itu sudah sejahtera. Hal ini diungkapkan Alex dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Ruang Rapat Komisi IV, Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Dalam kesempatan itu, Alex merujuk pada data dari pemaparan Bapanas yang merencanakan jumlah bantuan pangan beras pada tahun 2025 menyasar 16 juta KPM. Angka ini, menurut Alex, justru turun dibandingkan bantuan yang digelontorkan pemerintah pada tahun 2024 yang mencapai 22 juta KPM.
"Kalau sudah sejahtera, angka kemiskinan kita akan turun? Berarti akan terjadi inflasi. Sementara kita masih deflasi. 6 juta itu banyak loh, ini KK kan? Ini KK, bukan orang. Apakah 6 juta ini sudah sejahtera sehingga tidak perlu bantuan pangan pemerintah? Atau 6 juta ini memang kelebihan disalurkan tahun ini?" ungkapnya.
Selanjutnya, dalam rapat yang dihadiri oleh Kepala Bapanas, Arief Prestyo Adi tersebut Alex menanyakan rencana anggaran bantuan pangan untuk stunting Bapanas di tahun 2025 yang tumpang tindih dengan makan bergizi gratis (MBG). Dari Pemaparan Bapanas, Alex menyoroti ada 1,5 Juta kepala keluarga (KK) yang disasar untuk mendapat bantuan stunting.
Alex kemudian mempertanyakan bagaimana Bapanas menentukan kriteria keluarga penerima manfaat bantuan stunting.
"Anak dalam pertumbuhan kekurangan gizi ada program pemerintah sekarang yang namanya makanan gizi gratis. Terus sasaran bapak yang 1,5 Juta ini kemana? apa iya Bapak akan menyasar 1,5 juta keluarga per tahun yang lagi hamil? Mau data dari mana?," tanya Alex.
Tak hanya itu, Alex juga menyoroti porsi anggaran distribusi bantuan pangan untuk stunting yang besarannya sepertiga dari besaran anggaran yang diterima per KK.
"Sesuai dengan paparan Bapak, itu Rp. 69.682 sementara ongkos distribusinya Rp. 22.035 Pak, sepertiga dari nilai bantuan untuk distribusi. Belum tambah goodybag-nya, Pak," pungkasnya.
Alex menyebut jika besarnya anggaran untuk distribusi dipangkas, maka, masyarakat akan menerima manfaat bantuan lebih besar. Ia pun menyinggung tujuan program bantuan pangan tersebut apakah untuk pengentasan stunting atau memberikan keuntungan ekonomi ke pihak tertentu.
"Tapi, pertanyaannya (tujuan) program ini apa sekarang ini? Mau dampak outputnya adalah roda ekonomi berputar atau mau mengentaskan stunting? Jadi tolong itu Pak pertanyaannya," pungkasnya.