(https://www.bmkg.go.id/berita/utama/perubahan-iklim-mengancam-kehidupan-global)
Suaragenz - Perubahan iklim menjadi tantangan global terpenting bagi umat manusia saat ini. Laporan dari berbagai lembaga dunia di antaranya World Meteorological Organization (WMO), Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), dan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menyatakan bahwa perubahan iklim akan terus terjadi dalam beberapa dekade mendatang apabila tidak dilakukan aksi mitigasi. Dampak negatif yang telah ditimbulkan oleh perubahan iklim menuntut perlunya respon global untuk melakukan aksi mitigasi dan adaptasi. Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam pola cuaca global, termasuk suhu, curah hujan, dan pola angin. Perubahan ini sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama emisi gas rumah kaca akibat pembakaran bahan bakar fosil.
Menurut laporan World Meteorological Organization (State of the Global Climate 2023) menyatakan bahwa tahun 2023 merupakan tahun terpanas sepanjang sejarah, dengan temperatur global 1,45 derajat celcius diatas periode praindustri dan selama sembilan tahun terakhir periode 2015-2023 adalah sembilan tahun terpanas sepanjang sejarah.
Seiring dengan kegiatan peringatan Hari Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Nasional BMKG ke 77 tahun pada tanggal 21 Juli 2024 BMKG mengadakan kegiatan “Festival Aksi Iklim dan Workshop Iklim Terapan: Aksi Iklim Kaum Muda untuk Perubahan Iklim Indonesia” yang diselenggarakan di Auditorium BMKG.
Mengawali kegiatan festival, Plt. Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc, P.hD menyampaikan sambutan pembukaanya “Perubahan iklim ini adalah isu yang tidak bisa diabaikan. Jika tidak ada upaya mitigasi yang serius, dampaknya akan semakin parah dan merugikan masyarakat luas,”
Lebih lanjut Dwikorita menjelaskan bahwa “Adaptasi yang efektif adalah yang bersifat sangat lokal, yang membutuhkan informasi cuaca, iklim dan air yang dapat diandalakan untuk mendukung pembuatan kebijakan adaptasi, teruntuk para generasi muda alpha yang saat ini memiliki peran besar untuk menjaga kestabilan pemanasan global agar tidak meningkat diharapkan agar mereka dapat menjadi aktor utama upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, termasuk melalui sektor energi terbarukan”.
Adapun beberapa solusi yang bisa mereka lakukan saat ini bagi generasi muda (alpha) dalam menciptakan solusi inovatif untuk mengatasi perubahan iklim, termasuk penggunaan teknologi ramah lingkungan dan praktik berkelanjutan, generasi muda diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam pengambilan keputusan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan serta membangun jaringan dan kolaborasi dengan berbagai organisasi dan komunitas untuk memperkuat upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ujar Dwikorita mengakhiri sambutannya.
Ir. Noer Adi Wardojo, M.Sc selaku Sekretaris Dirjen Pengendalian Perubahan iklim KLHK menyampaikan pertemuan ini sebagai langkah untuk mengambil tindakan yang konkrit dimana saat ini perubahan iklim kini menjadi ancaman serius bagi kehidupan di seluruh dunia, tetapi termasuk di Indonesia yang saat ini sudah kita rasakan langsung seperti kenaikan permukaan air laut, penurunan keanekaragaman hayati sebagai beberapa contoh yang harus kita hadapi bersama”.
Melalui opini yang hampir serupa dengan Dwikorita, Noer Adi meyampaikan bahwa yang paling rentan menghadapi perubahan iklim ini adalah para generasi muda yang menjadi tulang punggung NKRI untuk ke depannya, karena mereka bukan hanya sebagai saksi tetapi diharapkan mereka juga sebagai agen perubahan hadapi krisis iklim ini, karena peran generasi muda sangatlah penting memanfaatkan peran teknologi hijau untuk melakukan perubahan sesuai dengan era perkembangan aksi adaptasi perubahan iklim ke depannya.
Dampak Positif
Peningkatan Pertanian di Beberapa Wilayah: Di beberapa wilayah dengan musim dingin yang panjang, peningkatan suhu dapat memperpanjang musim tanaman dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Dampak Negatif
Perubahan Pola Cuaca Ekstrem: Frekuensi dan intensitas bencana alam seperti banjir, badai, dan kekeringan
Penyebaran Penyakit: Kondisi iklim yang berubah memperluas penyebaran penyakit menular yang dibawa udara di sekitar kita. seperti batuk akibat dari debu jalanan, dan membuat tenggorokan kita kering.
Solusi yang Dapat Dilakukan
Mitigasi: mengacu pada upaya aktif untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama pemanasan global. Tujuan utama dari mitigasi adalah untuk memperlambat laju perubahan iklim dan mencegah terjadinya dampak yang lebih buruk di masa depan.
Efisiensi Energi: upaya mitigasi perubahan iklim. Dengan menggunakan energi lebih sedikit untuk melakukan aktivitas yang sama, kita secara langsung mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama pemanasan global.
Pengelolaan Sampah: peran yang sangat krusial dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menghasilkan gas metana dan karbon dioksida, keduanya merupakan gas rumah kaca yang memperparah pemanasan global. Keterkaitan sampah pada iklim adalah Sampah organik seperti sisa makanan dan daun-daun kering ketika membusuk di tempat pembuangan sampah terbuka akan menghasilkan gas metana, yang memiliki potensi pemanasan global 25 kali lebih kuat daripada karbon dioksida dalam jangka waktu kurang lebih 100 tahun. Proses produksi, transportasi, dan pengelolaan sampah juga menghasilkan emisi karbon dioksida. Dan juga Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari tanah, air, dan udara, mengganggu ekosistem, dan mengurangi kemampuan alam dalam menyerap karbon.
Perubahan iklim, sebuah fenomena global yang semakin nyata, telah menimbulkan ancaman serius bagi keberlangsungan hidup di Bumi. Peningkatan suhu global yang disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama emisi gas rumah kaca, telah memicu berbagai perubahan lingkungan yang merusak.
Dampak Utama Perubahan Iklim
Kenaikan Permukaan Air Laut: Mencairnya es di kutub dan pemuaian air laut akibat pemanasan global menyebabkan permukaan air laut naik secara signifikan. Hal ini mengancam wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, dan ekosistem pantai. Kota-kota pesisir besar di seluruh dunia berisiko mengalami banjir yang lebih sering dan parah.
Perubahan Pola Cuaca Ekstrem: Perubahan iklim menyebabkan cuaca menjadi semakin tidak terprediksi. Gelombang panas, kekeringan, banjir, dan badai semakin sering terjadi dan intensitasnya semakin meningkat. Peristiwa cuaca ekstrem ini dapat merusak infrastruktur, pertanian, dan ekosistem. Kerusakan Ekosistem: Perubahan suhu dan pola curah hujan mengganggu keseimbangan ekosistem. Terumbu karang memutih dan mati, hutan mengalami kebakaran yang lebih luas, dan keanekaragaman hayati menurun drastis. Kerusakan ekosistem ini mengancam rantai makanan dan dapat menyebabkan kepunahan massal spesies.
Keamanan Pangan dan Air: Perubahan iklim mengancam produksi pangan global. Kekeringan yang berkepanjangan, banjir, dan perubahan pola musim tanam dapat menyebabkan gagal panen dan kelangkaan pangan. Selain itu, perubahan iklim juga memengaruhi ketersediaan air bersih, terutama di daerah yang sudah mengalami kekurangan air.
Dampak terhadap Manusia
Perubahan iklim tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan manusia. Beberapa dampak yang dirasakan antara lain:
Migrasi: Kenaikan permukaan air laut dan peristiwa cuaca ekstrem memaksa jutaan orang untuk meninggalkan rumah mereka dan menjadi pengungsi iklim.
Konflik: Persaingan memperebutkan sumber daya yang semakin langka, seperti air dan tanah subur, dapat memicu konflik sosial dan bahkan perang.
Kesehatan: Gelombang panas, polusi udara, dan penyakit menular yang muncul akibat perubahan iklim mengancam kesehatan manusia. Untuk mengatasi perubahan iklim, diperlukan upaya bersama dari seluruh negara dan masyarakat dunia. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
Mitigasi: Mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penggunaan energi bersih, efisiensi energi, dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Adaptasi: Membangun infrastruktur yang tahan terhadap bencana, mengembangkan sistem peringatan dini, dan mengelola sumber daya air secara berkelanjutan.
Perubahan iklim adalah masalah global yang membutuhkan solusi global. Kita semua memiliki peran penting dalam mengatasi krisis ini. Dengan bertindak sekarang, kita dapat melindungi planet kita untuk generasi mendatang.
Nama penulis : Hammam Rakha Ninorazan Adani
NIM : 1152300012
Komunikasi Massa (A)